Hipertensi adalah masalah kesehatan yang paling umum ditemui selama kehamilan dan mengakibatkan komplikasi dalam 2-3% dari kehamilan. Gangguan hipertensi selama kehamilan di klasifikasikan menjadi 4 kategori, seperti yang direkomendasikan oleh The National High Blood Pressure Education Program Working Group :
- Hipertensi kronis
- Preeklamsia - eklamsia : setelah minggu ke-20 kehamilan dan terdapat peningkatan tekanan darah dan protein dalam urin ibu. Jika terjadi kejang, kondisi ini dikenal eklampsia.
- Preeklamsia yang terjadi pada hipertensi kronis
- Hipertensi gestasional: hipertensi transien saat kehamilan atau hipertensi kronis diidentifikasi di trimester kedua kehamilan
Tekanan darah tinggi dapat merusak ginjal ibu dan organ lainnya, dan dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah, kelahiran prematur, dan bayi lahir mati.
Hipertensi pada kehamilan dapat terjadi pada wanita dengan kondisi berikut :
- Riwayat hipertensi kronis
- Riwayat preeclampsia di kehamilan sebelumnya
- Kehamilan Pertama
- Kehamilan pertama dengan pasangan baru
- Usia wanita kurang dari 18 tahun atau lebih 35 tahun
- Obesitas (BMI ≥30)
- Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun atau lebih 10 tahun
- Wanita yang sedang hamil dengan lebih dari satu bayi
- Wanita dengan diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus, trombofilia atau scleroderma
- Penggunaan selektif obat SSRI setelah trimester satu
Wanita hamil dengan hipertensi kronis harus dipantau oleh dokter kandungan. Wanita hamil dengan hipertensi kronis ringan seringkali tidak memerlukan terapi pengobatan selama kehamilan. Jika tekanan darah ibu melebihi 160/100 mmHg, pengobatan rutin dianjurkan.
Wanita hamil dengan preeklamsia biasanya dirawat di rumah sakit untuk observasi dan pemantauan janin. Hal ini penting karena jika penyakit preeklamsia memburuk, akan dilakukan proses melahirkan dengan segera.
Gangguan preeklampsia selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan yang berat, termasuk kejang eklampsia, perdarahan intraserebral, edema paru, gagal ginjal akut, proteinuria, sindrom HELLP (hemolisis mikroangiopati, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia [trombosit <100 / uL]), disfungsi hati dan koagulopati darah. Komplikasi janin meliputi solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur, dan kematian janin intrauterin.
Klik next untuk gejala preeklamsia dan pencegahannya!