Alergi Akibat Sinar Matahari
Senin, 31 Maret 2014 Pola Aktifitas / Olahraga

Sinar matahari diperlukan untuk proses penyerapan vitamin D. Namun, bagi yang alergi, sinar matahari bisa mematikan. Belum diketahui dengan pasti mengapa orang bisa mengalaminya. Alergi matahari adalah rekasi sistem imun yang mengenali komponen kulit yang berubah akibat terpapar sinar matahari. Tubuh lalu mengaktifkan sistem pertahanan terhadap komponen tadi. Ini menghasilkan reaksi alergi berupa ruam kemerahan gatal, lepuh kecil, bentol, dan lain-lain.
Yang umum terkena mencakup daerah V pada leher, punggung tangan, serta bagian luar lengan dan kaki bawah. Namun, alergi ini hanya dialami orang yang sensitif. Pada mereka, paparan sinar matahari sedikit saja bisa menimbulkan alergi. Tipe alergi matahari yang paling umum, yaitu erupsi ringan polimorf (PMLE), biasanya tampak sebagai ruam gatal pada kulit, mengenai 10-15 persen populasi di Amerika Serikat, pada semua ras dan etnis. Wanita lebih sering terkena PMLE daripada pria, dan gejalanya biasanya dimulai pada awal masa dewasa. PMLE jarang terjadi di musim dingin, tetapi umum ditemui selama musim semi dan musim panas. Namun ruam PMLE sering kembali dengan intensitas penuh di musim semi selanjutnya.
Tipe alergi prurigoaktinik atau warisan, sering ditemui pada kaum Indian Amerika. Tipe lainnya, erupsi foto alergi, kerap dipicu oleh efek sinar matahari terhadap zat kimia yang dioleskan ke kulit, sepeti tabir surya, parfum, kosmetik, salep, atau obat resep seperti antibiotik, fenothiazin, diuretik untuk hipertensi dan gagal jantung, serta kontrasepsi oral. FDA mengaitkan nyeri nonresep, ibufropen dan naproxen sodium. Tipe terakhir, yaitu urtikaria surya, menghasilkan hiveks (bercak kemerahan, gatal, dan luas). Pada tipe PMLE bisa timbul ruam atau gatal, dua jam pertama setelah terpapar matahari. Ruam muncul di leher, dada atas, lengan, dan kaki bawah. Bisa juga pasien merasa kedinginan, sakit kepala, mual, dan badan lemah selama satu sampai beberapa jam. Pada tipe PMLE bawaan, gejalanya mirip PMLE, terpusat di wajah, khususnya di sekitar bibir. Sementara tipe erupsi fotoalergi, ruam kemerahan yang gatal atau lepuh kecil bisa menyebar ke kulit yang tertutup pakaian. Erupsi fotoalergi merupakan bentuk reaksi hipersensivitas tertunda, sehingga gejalanya tidak seketika muncul. Munculnya bercak merah pada tipe urtikaria surya, tampak pada kulit yang tidak ditutupi, dalam beberapa menit terpapar sinar matahari. Dokter bisa mendiagnosis PMLE berdasarkan gejala, riwayat medis pasien, riwayat keluarga, dan pemeriksaan kulit sederhana. Kadang perlu biopsi (sedikit bagian kulit diambil dan diperiksa di laboratorium) atau uji darah untuk memastikan ada tidaknya penyakit lupus. Jika ditemukan kasus erupsi fotoalergi, dokter perlu mengetahui riwayat pengobatan pasien, losion atau tabir surya yang digunakan. Penggunaan bahan-bahan tersebut bisa dihentikan untuk sementara, guna mengamati apakah membuat gejala-gejala mereda. Berapa lama alergi berlangsung ? kedua tipe berlainan. Ruam PMLE bisa hilang dalam 2-3 hari, jika kita menghindari matahari. Gejala bisa reda juga bila terjadi proses alami yang disebut proses pengerasan. Proses ini bisa terjadi setelah beberapa hari atau beberapa pekan terpapar sinar matahari.
Pada tipe PMLE bawaan, dalam iklim sedang, mengikuti pola musiman yang mirip PMLE klasik. Namun, di daerah beriklim tropis, gejalanya bisa berlangsung satu tahun penuh. Durasi erupsi fotoalergi tak dapat diprediksi, tetapi kebanyakan gejala hilang setelah zat kimia pmicu tidak digunakan lagi. Pada tipe utikaria surya, iritasi bisa reda 30 menit sampai dua jam. Lesi tersebut bisa muncul kembali saat kulit terpapar sinar matahari lagi. Dari semua bentuk alergi utikaria surya paling sering berlangsung lama, meski pada beberapa orang kondisi ini bisa reda. Perlu diwaspai jika alergi ini berlangsung lama karena dapat berakibat kanker kulit.
Sumber : Gaya Hidup Sehat, Tahun XII No.2
Berikan Komentar