Semangat untuk melaksanakan ibadah puasa juga dimiliki oleh mereka yang berusia lanjut (lansia/geriatri). Akan tetapi, mucul keraguan, khususnya dari pihak keluarga, apakah lansia, terutama yang telah mengidap beragam penyakit, masih sanggup berpuasa. Ada kekhawatiran kondisi kesehatan lansia akan menurun jika menjalankan ibadah puasa. Mereka yang berusia lanjut boleh berpuasa namun dalam keadaan sehat. Artinya fisik dalam keadan stabil, tidak memiliki penyakit akut atau tidak memiliki penyakit yang tidak terkontrol. Kalaupun ada penyakit yang harus dikontrol, seperti hipertensi dan diabetes, harus mengikuti petunjuk berpuasa yang telah diberikan oleh dokter.
Harus disadari pula akan kemungkinan berkurangnya asupan cairan dan makanan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Oleh Karena itu, jika lansia berpuasa, asupan makan dan minumnya sejak berbuka sampai sahur harus dipantau agar kebutuhan cairan dan makanan sehari terpenuhi. Pada lansia yang berpuasa, hal terpenting yang harus dipenuhi adalah kebutuhan cairannya. Konsumsi cairan yang ideal sekitar 30 – 50 cc per kilogram tau rata-rata 8-10 gelas per hari. Dengan begitu akan terhindari terjadinya kekurangan cairan. Mengkonsumsi air atau jus buah antara waktu berbuka dengan sebelum tidur perlu diperbanyak. Akan tetapi harus menghindari konsumsi teh terlalu banyak saat sahur karena dapat merangsang pengeluaran urin sehingga garam mineral yang dibutuhkan tubuh pada siang hari akan terbuang.
Untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi pada lansia pada saat berpuasa, maka hendaknya pemenuhan kalori juga diperhatikan. Kebutuhan kalori lansia saat berpuasa sama dengan kebutuhan kalorinya saat tidak puasa. Memilih makanan yang bergizi seimbang, terutama untuk jenis makanan yang lebih lama dicerna (karbohidrat komplek seperti nasi, roti dan makanan tinggi serat sayur dan buah) terutama saat sahur sangat menjadi anjuran. Batasi karbohidrat sederhana yan lebih cepat dicerna seperti gula.
Klik next untuk mengetahui tips puasa pada lansia..