- Asma adalah penyakit yang berhubungan dengan faktor genetik, bahkan menurut penelitian sebanyak 30 % penderita asma, memiliki keluarga dekat yang juga memiliki asma. Apabila seorang ibu menderita asma, maka kemungkinan besar anaknya menderita asma. Tetapi, apabila seorang ayah yang menderita asma, maka kemungkinan anaknya menderita asma akan lebih kecil.
- Selain sesak nafas yang disertai suara mengi, gejala asma lainnya dapat berupa batuk, sulit bernafas, terasa berat di dada, adanya dahak ketika batuk, serta kemampuan beraktivitas yang berkurang. Gejala asma yang ringan bisa hanya batuk-batuk. Bila batuk lebih berat pada malam hari, maka harus diwaspadai bahwa orang tersebut menderita asma.
- Ada 3 tanda yang merupakan khas serangan asma. Yang pertama, serangan asma lebih sering terjadi malam hari. Kedua, asma bersifat periodik (timbul pada waktu-waktu tertentu dimana antar serangan asma penderitanya bisa bebas dari gejala. Tanda khas lainnya adalah asma hampir selalu reversible atau dapat kembali ke keadaan semula, baik sebagian maupun dengan sempurna.
- Pencetus asma terdiri dari berbagai hal, diantaranya debu, udara dingin, aktivitas fisik yang berlebih, serpihan kulit atau rambut binatang, infeksi daluran nafas, stress emosional dan polusi udara.
- Waktu pertama kali serangan asma dapat menentukan perkembangan penyakit ini di kemudian hari. Mereka yang terkena serangan pada usia anak, 80% diantaranya asmanya menghilang atau sangat berkurang pada saat dewasa, 20% sisanya menetap. Sebaliknya, bila pertama kali terkena pada usia dewasa, maka 80 % akan menetap dan sisanya menghilang atau sangat berkurang.
- Berat serangan asma berbeda-beda di antara penderitanya. Serangan asma ada yang ringan, dimana penderita masih sanggup bekerja dan bersekolah, namun ada juga yang berat sehingga harus tetap di rumah karena sesak. Penderita yang berat dapat terganggu tidurnya karena kesulitan berbaring akibat sesak.
- Sebanyak 30% dari penyandang asma dewasa serangan asmanya dicetuskan oleh alergi. Pada anak-anak, angka ini bahkan lebih tinggi lagi. Tidak heran bila membicarakan asma tidak lepas dari pembahasan tentang alergi.
- Salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai asma yang terkontrol adalah dengan memperbaiki gaya hidup. Dalam hal ini terutama dilakukan dengan mengenali dan menghindari berbagai pencetus asma. Perlu di ingat bahwa saluran nafas penderita asma lebih peka terhadap berbagai rangsangan dibanding orang normal. Rangsangan inilah yang disebut sebagai pencetus asma, yang wajib dihindari bagi penderita asma.
- Asma tidak dapat disembuhkan , namun dapat dikontrol untuk mencegah serangannya datang. Perlu diketahui bahwa tidak ada istilah sembuh untuk penyakit asma. Pada penyandang asma, walau tanpa gejala klinis, sebenarnya peradangan dalam saluran nafas terus menerus terjadi. Dengan pengobatan yang teratur, asma dapat dikontrol sehingga gejalanya tidak ada lagi.
Penyusun : dr. Rizky Amelia
