Anak Pendek, Bisakah Tumbuh Optimal

 

Anak Pendek, Bisakah Tumbuh Optimal

Perawakan pendek adalah suatu keadaan bila tinggi badan seseorang di bawah ukuran normal sesuai umur dan jenis kelamin. Pendek adalah gejala, bukan merupakan suatu penyakit dan bisa jadi merupakan variasi normal. Seseorang dikatakan berperawakan pendek bila tinggi badannya berada di bawah 2 standar deviasi dari rata-rata populasi atau di bawah persentil 3 kurva pertumbuhan.

FAKTOR YANG BERPENGARUH

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi badan, diantaranya adalah :

1. Faktor Genetik

Perkiraan tinggi badan akhir anak sesuai potensi genetiknya dapat dihitung dari tinggi badan orang tua, dengan asumsi tidak ada kelainan.

2. Faktor Nutrisi

Faktor Nutrisi turut mempengaruhi tinggi badan, baik nutrisi yang didapat saat berada dalam kandungan maupun setelah anak lahir, paling sensitive dalam dua tahun pertama kehidupan.

3. Hormon

Kekurangan hormon tertentu selama anak dalam masa pertumbuhan akan mempengaruhi tinggi anak, khususnya hormon pertumbuhan.

4. Faktor lingkungan

Anak kembar identik yang diadopsi oleh keluarga yang berbeda belum tentu memiliki tinggi badan yang sama, walaupun memiliki potensi genetic yang sama. Anak yang dibesarkan dalam keluarga bahagia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibandingkan anak yang hidup penuh tekanan dan kurang kasih sayang.

 

PENYEBAB

Perawakan pendek pada anak disebabkan oleh berbagai kondisi medis. Terdapat berbagai keadaan yang berhubungan dengan perawakan pendek yang sering ditemukan, yaitu sebagai berikut :

1. Perawakan pendek turunan

Perawakan pendek turunan merupakan kasus yang sering dijumpai. Biasanya terdapat riwayat perwakan pendek pada orang tua. Pada keadaan itu tinggi badan anak berada di bawah rata-rata tetapi kecepatan tumbuh sesuai umurnya (normal). Pada masa dewasa biasanya anak tetap pendek.

2. Constitutional delay growth and puberty (CDGP)

Pada kasus itu, anak tampak pendek sebelum usia pubertas, lebih sering tejadi pada anak laki-laki. Perkembangan pubertas juga lebih lambat dibanding teman sebaya. Meski begitu, tinggi badan akhir akan mencapai batas normal.

3. Pertumbuhan Janin Terganggu (PJT)

Anak dikatakan mengalami PJT apabila berat badan saat lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan ibu dan kelak berpotensi menyebabkan perawakan pendek. Diperlukan pemantauan intensif PJT agar anak dapat mengejar pertumbuhannya. Kejar tumbuh pada anak PJT sebagian besar (40%) terjadi pada usia sebelum 6 bulan, 25 % sebelum usia 3 tahun, dan 15% tidak terjadi kejar tumbuh.

4. Penyakit Kronis

Penyakit kronis seperti penyakit jantung, ginjal, paru, kelainan darah dan lain-lain dapat mengganggu pertumbuhan dengan berbagai mekanisme. Pada anak dengan penyakit kronis, yang lebih dulu terhambat adalah pertambahan berat badannya, baru kemudian diikuti tinggi badan yang terhambat.

5. Perawakan Pendek Idiopatik

Perawakan pendek idiopatik adalah perawakan pendek yang tidak jelas diketahui penyebabnya. Dikatakan idiopatik apabila semua penyebab perawakan pendek lain sudah disingkirkan.

6. Kekurangan Hormon Pertumbuhan (GHD/Growth hormon deficiency)

Anak yang kekurangan hormon pertumbuhan akan mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan mulai terlihat setelah usia 6 bulan, seringkali orang tua baru menyadari setelah anak berusia 3 tahun karena perbedaan tinggi badan yang cukup mencolok dengan teman sebayanya. Gejala kelainan itu adalah anak pendek, tampak gemuk tapi proporsional, wajah tampak lebih muda dari usianya dan montok dengan suara yang melengking. Bisa terdapat dahi yang menonjol, lambatnya pertumbuhan gigi, dan atau terlambatnya tanggal gigi sulung dan disertai mikropenis (penis kecil) pada laki-laki.

 

TATA LAKSANA

Setiap anak dengan perawakan pendek harus dicari penyebabnya dan keluarga perlu tahu tentang potensi  genetik  pertumbuhan anaknya. Sebagian kasus cukup dipantau secara berkala. Kasus yang jelas penyebabnya dapat segera diterapi, misalnya pemberian hormon pertumbuhan pertumbuhan pada kasus kekurangan hormon pertumbuhan dan pada perawakan pendek idiopatik. Gangguan pertumbuhan  seperti penyakit kronis juga harus diobati sesuai penyebabnya.

Pada kasus CDGP, anak diberikan hormon oksandrolon atau testosterone untuk mempercepat pubertasnya.  Khusus untuk PJT, jika sampai umur 4 tahun tidak terjadi kejar tumbuh ( catch up grow) ke potensi genetik atau masih pendek, maka boleh diberikan pengobatan hormon pertumbuhan.

Tindakan terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah deteksi dini. Hal itu dilakukan dengan pengukuran panjang/tinggi dan berat badan secara berkala, yaitu setiap bulan untuk anak berusia 1 tahun, setiap 3 bulan sampai umur 3 tahun, dan 6 bulan atau minimal setiap tahun untuk anak yang lebih besar. Bila terlambat didiagnosis dan diobati penyebabnya, perawakan pendek akan membuat anak gagal mencapai potensi tinggi genetiknya.

 


  • avatar-2

    Yovita Misriga - Kamis, 08 Januari 2015

    Mohon dapat diinformasikan juga referensi grafik tinggi badan sesuai umur dan selisih berapa cm dari ukuran normal yang harus diwaspadai jika ternyata tinggi badan kurang dari ukuran normal. Bila ternyata memang perlu diwaspadai, ke manakah sebaiknya meminta pertolongan penanggulangannya. mohon informasi nama dan alamatnya. terima kasih.

Berikan Komentar

}