Bayi menangis terus-menerus tanpa sebab yang jelas? Bisa jadi ia mengalami kolik. Kenali gejalanya karena di luar saat terserang kolik, bayi tampak sehat.
Kenali gejalanya
Kemungkinan terjadinya kolik pada semua bayi –laki-laki atau perempuan. Penyebab kolik hingga saat ini belum jelas. Kolik sering dikaitkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan, misalnya akibat mengejangnya otot di dinding usus atau ada udara di usus atau bayi mengalami intoleransi laktosa, alergi susu sapi, atau ibu menyusui mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung susu sapi. Kolik lebih sering terjadi pada bayi yang mengonsumsi susu formula. Itu sebabnya pada bayi yang karena berbagai alasan terpaksa harus mendapat susu formula, dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk diberikan susu formula kelompok yang sudah dihidrolisat. Konsultasikan hal ini dengan dokter yang merawat anak.
Berikut beberapa gejala kolik pada bayi yang dapat dikenali:
- Menangis pada saat-saat tertentu yang dapat diprediksi. Biasanya bayi menangis pada waktu yang sama setiap hari dan paling sering pada petang dan malam hari.
- menangis dalam beberapa menit atau bisa hingga 2 jam lebih, dan sukar dihentikan.
- Bayi tampak kesakitan, wajahnya tampak merah dan kaki diangkat ke arah dada.
- Bisa jadi perut kembung.
Atasi dengan tenang
Jangan panik menghadapi bayi yang menangis keras ini. Hadapi tangis bayi yang berkepanjangan dengan beberapa cara berikut.
- Pastikan kebutuhan bayi, seperti menyusu, sudah terpenuhi. Periksa suhu tubuhnya, popoknya, tempat tidurnya, dan hal-hal lain sebelum menyimpulkan bayi mengalami kolik. Mungkin saja ia rewel karena suhu udara yang panas.
- Tenangkan bayi dengan secara perlahan mengayun ke depan dan ke belakang seperti gerakan buaian.
- Sambil mengayun bayi, manfaatkan suara tenang dan ritmis (white noise), seperti menyalakan pengisap debu, pengering rambut, musik gemercik air, dan lainnya yang serupa.
- Bawa bayi berkeliling kompleks perumahan dengan mobil.
- Gendong atau letakkan bayi yang sedang menangis di kereta dorongnya dan ajak jalan-jalan sebentar.
- Bila ibu frustrasi menghadapi tangis bayi, minta bantuan pasangan atau pengasuh bayi untuk mengendong bayi, agar ibu dapat menenangkan diri sejenak. Tindakan ini untuk menghindari ibu melakukan “kekerasan” pada bayi seperti mengguncang (shaking baby), memukul, dan sebagainya.
- Usahakan menemukan penyebab kolik agar tak terulang. Jika terjadi pada bayi yang hanya mendapat ASI, untuk sementara ibu harus menghentikan konsumsi makanan dan minuman yang mengandung susu dan produk olahannya, juga kacang tanah dan seafood yang sering menjadi pemicu alergi atau intoleransi.
Ke dokter, bila…
- Ada kekhawatiran bayi sakit.
- Ibu atau perawat bayi lainnya sudah merasa kewalahan dan ingin marah akibat tangis bayi yang berlebihan.
Penyusun: dr. Ayu Partiwi SpA, MARS
Sumber:
- IGAN Partiwi, Anak Sehat: 100 Solusi dr. Tiwi, Jakarta: Esensi Erlangga, 2011.
- Scott C. Litin (Ed.), Mayo Clinic Family Health Book, New York: Harper Collins, 2003.