Mengkonsumsi makanan probiotik saja ternyata belum cukup. Supaya ‘bakteri baik’ bisa berkembang biak di dalam usus, kita juga perlu mengkonsumsi makanan prebiotik. Jadi apa sesungguhnya makanan probiotik dan prebiotik, dan apa pula manfaatnya ?
Di dalam usus kita, ada sekitar 100-400 jenis ‘bakteri baik’ (yang bermanfat bagi kesehatan)dan bakteri jahat’ (yang bisa menyebabkan penyakit) atau bisa juga disebut bakteri patogen. Contoh ‘bakteri baik’ adalah Bifidobacterium sp., Eubaterium sp., dan Lactobasillus sp.; sedangkan ‘bakteri jahat’ misalnya Clostridium sp., Shigella sp., dan Veillonell sp..
‘Bakteri baik’ dan ‘bakteri jahat’ tersebut semuanya hidup dalam menjaga keseimbangan. Jika keseimbangan sampai terganggu, misalnya jumlah ‘bakteri jahat’ lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ‘bakteri baik’, maka timbullah penyakit.
Itu sebabnya kini mulai dirasakan perlu memelihara lebih banyak ‘bakteri baik’ didalam usus kita. Perbandingan presentase jumlah ‘bakteri baik’ dan ‘bakteri jahat’ yang dianjurkan adalaha 85:15. Untuk keseimbangan tersebut, kita disarankan banyak mengkonsumsi makanan sumber probiotik yang baik, misalnya yogurt dengan bakteri hidup, kefir, tempe, kimchee, sauerkraut, natto, miso, buttermilk, krim asam (sour cream), sourdough bread (roti dari adonan yang difermentasikan hingga asam), dan keju cottage.
Tapi disamping mengkonsumsi makanan sumber probiotik, kita perlu mengkonsumsi makanan prebiotik. Apakah makanan prebiotik itu ?
Prebiotik, Nutrisi bagi ‘Bakteri Baik’
Bakteri juga membutuhkan makanan yang diambil dari makanan kita sehari-hari. Senyawa prebiotik adalah nutrisi yang cocok bagi ‘bakteri baik’, tetapi tidak disukai bakteri patogen. Banyak mengkonsumsi makanan sumber prebiotik akan membantu menunjang perkembangbiakan ‘bakteri baik’, sehingga meningkatkan jumlah ‘bakteri baik’ dalam usus kita.
Senyawa prebiotik merupakan kelompok karbohidrat oligosakarida seperti rafinosa, stakhiosa, galakto-oligosakarida, fruktosa-oligosakarida, inulin, serta beberapa jenis peptida dari protein yang tidak dapat dicerna setelah mencapai usus sekalipun.
Secara alami senyawa prebiotik terdapat dalam makanan yang banyak mengandung serat seperti biji-bijian; sayuran seperti brokoli, kembang kol, dan sayuran daun hijau; serta buah-buahan. Produk olahan kedelai seperti tempe, tahu, dan taoco, kaya akan senyawa prebiotik. Senyawa prebiotik tersebut juga banyak terdapat dalam tepung terigu dari gandum berkulit ari (whole wheat flour), bawang bombai dan bawang putih.
Klik next untuk mengetahui tentang probiotik dan prebiotik lainnya !