Pemeriksaan trombosit dan hematokrit merupakan tes awal yang bisa mengarah pada kecurigaan adanya demam berdarah (DB). Trombosit adalah sejenis sel darah yang diperlukan untuk pembekuan darah. Jika nilainya turun, tubuh mudah berdarah seperti mimisan, gusi berdarah, dan sebagainya. Jumlah trombosit normalnya 150-200 ribu/µl.

Pada DB biasanya trombosit akan menurun, sedangkan hematokrit meningkat. Turunnya trombosit bisa pula terjadi pada campak, chikungunya, tifus, dan lain-lain. Pada DB, trombosit baru turun setelah 2-4 hari. Bila demam baru satu hari trombosit sudah turun, patut dicurigai apakah laboratorium yang salah, orangtua salah menghitung hari demam, atau penyakit itu bukan DBD. Hematokrit menunjukkan kadar sel darah merah dibandingkan dengan jumlah cairan darah. Untuk anak Indonesia, nilai normal hematokrit sekitar 37-43 persen. Jika nilai hematokrit lebih dari 40 perseen dianggap meningkat, apalagi lebih dari 43 persen. Hematokrit meningkat karena terjadi perembesan cairan keluar dari pembuluh darah, sehingga darah menjadi lebih kental.  

Hematokrit yang meningkat merupakan hal penting karena dapat membedakan DBD dengan infeksi virus yang lain. Demam berdarah memerlukan pemeriksaan lebih khusus seperti menemukan virus dengue atau uji reaksi antibodi dan antigen. Disarankan agar orangtua benar-benar menghitung hari, sejak kapan anaknya demam. Satu hari berarti satu hari penuh atau 24 jam setelah mulainya demam. Dengan begitu, bisa ditentukan kapan anak masuk dalam fase kritis yang merupakan momok mengerikan pada DBD. Pada DBD, demam biasanya akan turun setelah berlangsung 3-4 hari. Justri pada saat demam turun anak dapat masuk ke masa kritis, atau sebaliknya sembuh tanpa komplikasi apa pun. 

Orangtua harus waspada pada saat demam turun. Pada anak yang masuk masa kritis, saat demam turun, ujung-ujung jari tangan dan kaki teraba dingin, biru disekitar mulut, denyut nadi lemah dan cepat, tekanan darah menurun, anak tampak lemas dan gelisah. Semua itu terjadi akibat cairan merembes keluar dari pembuluh darah. Anak seolah-olah kekurangan cairan darah dan sirkulasi tubuh gagal berfungsi. Akhirnya anak mengalami syok. Selain syok, dapat pula terjadi pendarahan. Yang paling sering adalah saluran cerna, ditandai buang air besar berdarah. Kedua keadaan ini memerlukan penanganan sangat serius dan intensif.  

Pertolongan pertama yang terpenting untuk pasien DBD adalah memberikan minum sebanyaka-banyaknya. Minuman yang diberikan sesuai selera pasien, bisa air putih, the manis, sirop, sari buah, susu, oralit atau jus. Dengan minum banyak, diharapkan cairan dalam tubuh tetap stabil. Untuk memantau airan tidak kurang, perhatikan jumlah kencing pasien. Bila banyak buang air kecil, minimal enam kali sehari, berarti cairan yang diminum pasien mencukupi.

Gejala DB

·         Demam 1-3 hari, berkisar 38,5 hingga 40ºC

·         Demam mendadak tinggi, terutama saat sore hari

·         Lesu, lemah, menggigil

·         Mual, tidak enak makan, muntah

·         Muka dan badan kemerahan

·         Nyeri perut (ulu hati)

·         Tanda perdarahan kulit (rata dengan kulit, tidak bergerombol, menetap, bisa muncul di bagian tubuh yang tertutup pakaian seperti punggung dan dada, mimisan, perdarahan gusi)

·         Nyeri kepala, nyeri di belakang mata, otot dan sendi pegal-pegal.

Sumber : Gaya Hidup Sehat Edisi 589