Selama bulan puasa, terdapat berbagai perubahan rutinitas yang dijalani orang tua dan si kecil yang menjalaninya, mulai dari pola makan beserta menu sehat dan kegiatan aktif yang kurang banyak dilakukan pada saat memasuki bulan puasa. Sebagai orang tua, diperlukan trik yang jitu untuk mengakali berbagai perubahan yang mungkin terjadi selama bulan puasa agar tumbuh kembang si kecil dapat tetap terjaga dengan baik.
Selama bulan puasa, orang tua perlu memastikan asupan gizi si kecil agar tetap terjaga dengan baik. Asupan makanan dengan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral seperti kalsium harus selalu terpenuhi untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Ketika berbuka puasa, makanan yang mengandung gula atau manis sangat dianjurkan untuk dapat mengembalikan energi dengan cepat. Minuman manis, kolak ataupun makanan manis bisa jadi pilihan menu untuk makanan berbuka. Di siang hari, jika si kecil merasa lapar dan tidak dapat menahan lapar lebih lama, orang tua dapat membiarkan si kecil makan lalu melanjutkan puasanya lagi sampai pada waktu berbuka. Di bulan puasa ini, orang tua tetap harus memberikan asupan kalsium bagi si kecil sebagai bagian dari gizi sehat seimbang, karena tabungan kalsium di usia muda akan sangat berguna bagi kesehatan tulang si kecil di usia dewasa nanti.
Anak berbeda dengan orang dewasa. Pada orang dewasa, nutrisi yang masuk ke dalam tubuh digunakan untuk menjalankan proses metabolisme sehari-hari sesuai aktivitas. Saat berpuasa terjadi penurunan kadar gula darah dan membuat tubuh harus menggunakan cadangan glikogen yang tersimpan dalam tubuh. Pada anak, nutrisi dan kadar gula darah yang tetap diperlukan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perkembangan otak. Karena itu memang beralasan bahwa puasa penuh baru dianjurkan pada anak yang sudah mencapai usia akil baligh.
Klik next untuk mengetahui cara melatih anak puasa..