Diabetes lalai, Gagal Ginjal mengintai
Jum'at, 17 Oktober 2014 Diabetes

Ginjal merupakan organ tubuh yang sangat vital. Ia berperan menyaring darah, menghasilkan hormon, menjaga keseimbangan asam basa, dan sebagainya. Kerja organ yang berbentuk seperti kacang merah ini dapat terganggu oleh berbagai hal yang akan memicu penyakit ginjal, mulai dari infeksi hingga pada tidak berfungsinya ginjal atau yang biasa kita sebut gagal ginjal
Gangguan ginjal itu sendiri terjadi sebagai salah satu komplikasi kerusakan pembuluh darah akibat tingginya kadar gula darah pada penderita diabetes. Selain menyebabkan gangguan ginjal, diabetes berpeluang menyebabkan berbagai komplikasi, misalnya penyakit kardiovaskular dan stroke, gangguan penglihatan sampai kebutaan, gangren pada kaki sampai terjadi amputasi, dan impotensi yang umumnya terjadi pada pria.
Pasien diabetes kerap menderita gagal ginjal. Bahkan, diabetes merupakan penyebab utama penyakit gagal ginjal yang memerlukan cuci darah (hemodialisis). Gangguan ginjal dapat menyebabkan fungsi ekskresi, filtrasi dan hormonal terganggu. Akibat terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat urin maka zat racun tertimbun. Tubuhpun menjadi bengkak dan dapat berisiko kematian. Selain berfungsi sebagai ekskresi, ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi memproduksi sel darah merah. Gangguan di ginjal dapat menurunkan hormon tersebut sehingga menyebabkan anemia.
Sebetulnya, penyakit gagal ginjal ini dapat dicegah jika tanda-tandanya diketahui sejak dini. Oleh karena itu, pada mereka yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit gagal ginjal, seperti penderita diabetes, identifikasi gejala awal penyakit ini lalu dilanjutkan dengan terapi yang sesuai merupakan faktor yang sangat penting. Mikroalbuminaria, merupakan tanda awal yang dapat berlanjut menjadi penyakit ginjal diabetes. Tahap mikroalbuminaria ditandai dengan keluarnya 30 mg albumin dalam urin selama 24 jam. Jika dibiarkan, kondisi ini akan berlanjut terus sampai tahap gagal ginjal terminal. Oleh karena itu pada penyandang diabetes harus melakukan pemeriksaan kadar mikroalbuminaria secara rutin. Tes ini dapat dilakukan dengan pengumpulan urin selama 24 jam di laboratorium untuk estimasi Albumin Excretion Rale (AER), pengukuran ekskresi albumin berlebih.
Pengobatan sejak dini memang dapat menunda bahkan menghentikan progresivitas penyakit ginjal. Kenyataannya, penderita umumnya baru berobat saat gangguan ginjal sudah lanjut atau terjadi makro-albuminaria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).
6 tips Mencegah dan memperlambat kerusaan
ginjal
1.
Kontrol Glukosa darah
Kontrol gula darah, merupaka hal utama, terutama
pasien diabetes. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam manajemen gula
darah, seperti pengetahuan pasien, pola makan dan aktivitas fisik. Di samping
pengobatan yang adekuat.
2.
Kontrol Tekanan darah
Mengontrol tekanan darah, merupakan faktor yang tak kalah penting.
Tekanan darah sistolik dipertahankan di bawah 130 mmHg dan di bawah 80 mmHg
untuk tekanan diastolic
3.
Lakukan diet asupan protein
Pada penderita diabetes dan gagal ginjal, konsumsi protein yang
berlebihan akan berbahaya. Para ahli merekomendasikan penderita gagal ginjal
harus mengonsumsi protein sesuai dengan diet yang direkomendasikan dan
sebaiknya menghindari diet tinggi protein. Untuk orang dengan fungsi ginjal
yang sudah sangat berkurang, diet rendah protein dapat membantu menunda gagal ginjal.
Namun, siapapun yang melakukan diet rendah protein harus berkonsultasi dengan
ahli gizi untuk memastikan nutrisi yang cukup.
4.
Hindari obat-obatan yang bersifat merusak ginjal
Demi menjaga kesehatan ginjal, hindari penggunaan obat anti nyeri
yang tergolong nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) secara
sembarangan. Terutama bila digunakan bersama penghambat ACE . hati-hati pula
dalam mengonsumsi aspirin.
5.
Kontrol kadar kolesterol
Kontrol kolesterol, merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Bagi
penyandang diabetes, nilai LDL kolesterol dijaga di bawah 70 mg/dl.
6.
Setiap bulan lakukan periksa urin untuk memonitor nefropati
Sebaiknya dilakukan konsultasi secara regular pada ahli khusus untuk deteksi dini kemungkinan terjadinya komplikasi akibat diabetes. Lakukan setelah DM lebih dari 5 tahun.
Download Diabetes_lalai_ok.pdf
I Gusti Ngurah Andika Pramudya - Jum'at, 17 Oktober 2014
setuju
aulia - Jum'at, 17 Oktober 2014
mari hidup dengan pola lebih sehat
menik - Sabtu, 18 Oktober 2014
Gula tinggi pada diabetes menyumbat aliran darah ke ginjal, jadinya ginjal rusak karena nggak dapat suplay darah
stefanie - Senin, 20 Oktober 2014
setuju ::)
Reza - Selasa, 21 Oktober 2014
sehat itu mahal
Zaki - Jum'at, 24 Oktober 2014
apakah gagal ginjal selalu diawali diabet dok?kalaupun menderita diabet dan gagal ginjal apakah harus CAPD atau dialisis?
DIKDIK FIRMAN SIDIK - Jum'at, 14 November 2014
Terimakasih Infonya yang sangat bermanfaat ini
Muhammad - Senin, 17 November 2014
Memang, sehat itu mahal ya :)
Puput - Jum'at, 28 November 2014
Infonya bermanfaat sekali, terima kasih ya dok
Posma Butarbutar - Sabtu, 06 Desember 2014
Baru tau saya.. terimakasih infonya dok.. sangat bermanfaat.. :)
Erick - Sabtu, 06 Desember 2014
Tubuh ini saling berkaitan, sehingga perlu menjaga setiap organnya :)
Puput - Minggu, 08 Februari 2015
Terima kasih infonya