Bagi Anda yang gemar mengkonsumsi apel impor termasuk yang berasal dari Amerika Serikat (AS), sebaiknya saat ini jangan dulu mengkonsumsi jenis Granny Smith dan Gala. Di negara asalnya, 2 jenis apel ini sudah banyak makan korban sebanyak 32 orang terinfeksi dan 3 orang tewas yang terinfeksi karena diduga mengandung bakteri berbahaya, Listeria monocytogenes. Buah apel hijau Granny Smith produksi Amerika Serikat kini dilarang peredararannya di sejumlah negara, termasuk Indonesia. Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia telah menghentikan izin kegiatan impor apel jenis Granny Smith dan Gala asal Amerika Serikat (AS) pada tanggal 26 Januari 2015. Kasus Listeriosis juga dilaporkan sembilan negara lainnya dengan total wabah listeriosis sebanyak 526 kasus.
Diduga, apel tersebut terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Bakteri ini menimbulkan infeksi pada tubuh manusia yang dinamakan listeriosis. Apel tersebut banyak dijual di supermaket besar di Indonesia dan secara tampilan dan warna apel ini sangat menarik. Apel tersebut dapat bertahan dalam waktu 6 bulan setelah masa panen di Amerika sana, dibandingkan dengan apel lokal dari Indonesia yang apabila kita simpan dalam temperatur ruangan biasa satu minggu udah mulai berubah bentuk.
Bakteri Listeria monocytogenes termasuk yang kerap menempel di kulit apel, bila masuk pencernaan bisa membuat otot kejang, bahkan diare. Asal bakteri ini bisa dari mana saja, termasuk terkontaminasi sejak ada di perkebunan. Selain itu, bisa juga proses pencemaran terjadi dari air saat proses pencucian. Bakteri ini juga bisa saja bertahan pada makanan olahan yang berasal dari apel, hal ini terkait proses pengolahannya yang tak sempurna.
Mengenal Bakteri Listeria monocytogenes
KARAKTERISTIK
Bakteri Listeria monocytogenes diklasifikasikan sebagai bakteri gram-positif, dan bergerak menggunakan flagella. Penelitian menunjukkan bahwa 1-10 % manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini terdistribusi luas di lingkungan, dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya seperti feses ternak. Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan dapat tetap tumbuh pada suhu 4 derajat celsius, khususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin. Bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm, yakni terbentuknya lapisan lendir pada permukaan makanan.
GEJALA PENYAKIT
L. monocytogenes juga merupakan salah satu penyebab penyakit yang serius dengan tingkat kematian sekitar 20-30 persen. Tingkat kematian di antara bayi yang baru lahir yang terinfeksi L. monocytogenes adalah 25-50 persen. Bakteri genus Listeria adalah termasuk golongan bakteri patogen yang dapat membahayakan sistem pencernaan, eksresi dan sistem imunitas dalam tubuh manusia. Bakteri jenis ini dapat melakukan inkubasi dalam tubuh manusia dari 3-70 hari pasca infeksi bakteri Listeria, rata-rata biasanya sekitar 21 hari. Gejala umumnya, yaitu demam, nyeri otot, disertai mual atau diare (kurang umum). Jika infeksi menyebar ke sistem saraf pusat (SSP), gejala dapat mencakup sakit kepala, kaku pada leher, bingung, kehilangan keseimbangan, dan terkadang mengalami kejang.
Bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang kurang baik maka bakteri ini dapat menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan meningitis atau infeksi otak. Infeksi ini dapat diobati dengan pemberian antibiotik tertentu. Namun, jika sudah terlambat, bakteri dapat menyebar ke seluruh organ dan mengakibatkan kematian.
DIAGNOSIS
Listeriosis hanya dapat didiagnosis secara pasti dengan cara membiakkan organisme ini dari darah, cairan cerebrospinal (cairan otak dan sumsum tulang belakang), atau kotoran (walaupun untuk kotoran, sulit dilakukan dan terbatas kegunaannya)
MAKANAN TERKAIT
L. monocytogenes dikaitkan dengan makanan seperti susu mentah, susu yang proses pasteurisasinya kurang benar, keju (terutama jenis keju yang dimatangkan secara lunak), es krim, sayuran mentah, sosis dari daging mentah yang difermentasi, daging unggas mentah dan yang sudah dimasak, semua jenis daging mentah, dan ikan mentah atau ikan asap. Kemampuannya untuk tumbuh pada temperatur rendah hingga 3°C memungkinkan bakteri ini berkembang biak dalam makanan yang disimpan di lemari pendingin.
PENCEGAHAN
Pencegahan secara total mungkin tidak dapat dilakukan, namun makanan yang dimasak, dipanaskan dan disimpan dengan benar umumnya aman dikonsumsi karena bakteri ini terbunuh pada temperatur 75°C. Resiko paling besar adalah kontaminasi silang, yakni apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan (misalnya alas pemotong) yang terkontaminasi.
POPULASI RENTAN
Populasi yang rentan pada listeriosis yaitu:
- Wanita hamil/janin – infeksi perinatal (sesaat sebelum dan sesudah kelahiran) dan neonatal (segera setelah kelahiran);
- Orang yang sistem kekebalannya lemah karena perawatan dengan corticosteroid (salah satu jenis hormon), obat-obat anti kanker, graft suppression therapy (perawatan setelah pencangkokan bagian tubuh, dengan obat-obat yang menekan sistem kekebalan tubuh), AIDS;
- Pasien kanker – terutama pasien leukemia;
- Lebih jarang dilaporkan pada pasien penderita diabetes, pengecilan hati ( cirrhotic ), asma, dan radang kronis pada usus besar ( ulcerative colitis );
- Orang-orang tua
- Orang normal—beberapa laporan menunjukkan bahwa orang normal yang sehat dapat menjadi rentan, walaupun penggunaan antasida atau cimetidine mungkin berpengaruh. Kasus listeriosis yang pernah terjadi di Swiss, yang melibatkan keju, menunjukkan bahwa orang sehat dapat terserang penyakit ini, terutama bila makanan terkontaminasi organisme ini dalam jumlah besar.