Resiko Kurang Tidur Bagi Remaja

 

Resiko Kurang Tidur Bagi Remaja

Masa remaja seringkali diisi dengan kegiatan bergadang.  Agar tidak menyesal kemudian, mereka perlu diingatkan akan risiko kesehatan jangka panjang terkait kurangnya waktu tidur.  

Penelitian yang dilakukan University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa remaja yang kurang mendapat waktu tidur berisiko terkena peradangan di seluruh tubuh. Penelitian ini diterbitkan di situs Sleep Journal, Februari 2014. Akibat yang ditimbulkan jangka panjang akan risiko dari kurangnya waktu tidur tiap hari adalah terkena penyakit jantung dan diabetes.

Penelitian dilakukan berdasarkan hasil tes darah dengan mengukur C-Reactive Protein (CRP): protein yang dihasilkan oleh hati pada proses kerusakan jaringan dan peradangan. Martica Hall, kepala penulis jurnal penelitian dari Departemen Psikiatri Universitas Pittsburgh mengatakan, tingginya kadar CRP menunjukan tubuh dalam modus peradangan.

 “Terus terang, CRP yang tinggi selama jangka waktu yang lama buruk bagi semua orang. Kami mengatakan itu meningkatkan risiko semua hal yang kurang baik untuk tubuh,” kata Hall.

Penelitian ini hanya mengukur tingkat CRP dalam waktu tertentu, namun orang-orang yang memiliki CRP kronis tinggi berisiko terkena penyakit jantung dan diabetes. Para peneliti juga meneliti 244 siswa sekolah menengah atas dengan mengecek pergelangan tangan untuk mencatat berapa banyak mereka tidur. Kebanyakan anak-anak memiliki tingkat CRP rendah untuk rentang risiko sedang, di bawah 3 miligram per liter. Tapi ternyata ada 33 siswa yang masuk kualifikasi sebagai orang yang berisiko tinggi terkena peradangan.

Rata-rata, anak-anak kurang mendapat waktu tidur enam jam per malam selama tengah pekan, dan tujuh sampai delapan jam di akhir pekan. Remaja yang tidur paling sedikit selama seminggu, paling mungkin masuk kelompok berisiko tinggi. Selain itu, mereka yang tidur setidaknya dua jam lebih lama pada akhir pekan, dua kali lebih mungkin untuk berada dalam kelompok berisiko tinggi, dibandingkan dengan mereka yang memiliki waktu tidur lebih konsisten sepanjang minggu.

Sebelumnya telah ada penelitian serupa yang menyebut bahwa remaja yang tidak mendapat tidur yang cukup, berisiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitas di masa dewasanya.

Penelitian dari Universitas Columbia dan North Carolina itu menemukan remaja berusia 16 tahun yang waktu tidurnya kurang dari enam jam, berisiko 20 persen lebih tinggi menderita obesitas di usia 21 tahun, ketimbang mereka yang waktu tidurnya delapan jam. Kesimpulan ini didapat setelah para peneliti memeriksa informasi kesehatan dari 10.000 orang berusia 16-21 tahun.

Jika Anda memiliki anak atau anggota keluarga lain yang sudah memasuki usia remaja, segera perhatikan kuantitas tidurnya, U Doctorians, agar tidak terserang penyakit di masa dewasanya nanti.

 


  • avatar-2

    Athi - Minggu, 18 Januari 2015

    dulu aku sering begadang, bahkan pernah sehari semalam tanpa tidur karena esoknya ujian dengan 3 materi sekaligus....sekarang tidak lagi...berusaha tidur teratur

  • avatar-2

    Muhammad - Selasa, 20 Januari 2015

    terimakasih atas artikelnya,

  • avatar-2

    Ery - Senin, 02 Februari 2015

    Tidurlah dengan teratur

  • avatar-2

    Yanti - Jum'at, 06 Februari 2015

    hidup teratur tidur teratur biar sehat

  • avatar-2

    Dewi - Sabtu, 07 Februari 2015

    Keknya harus ngurangin begadang neh 0.0

  • avatar-2

    eka - Senin, 09 Februari 2015

    kurang tidur tidak baik untuk kesehatan

  • avatar-2

    dara - Selasa, 10 Februari 2015

    iya nih,, tapi untungnya jarang begadang deh,,

  • avatar-2

    Lucia - Rabu, 11 Februari 2015

    tidur yang cukup agar badan segar kembali dalam menjalani aktifitas hari esoknya

  • avatar-2

    Elgi - Rabu, 01 April 2015

    terimakasih atas artikelnya

Berikan Komentar

}