Bayi Kuning Ketika Baru Lahir

 

Bayi Kuning Ketika Baru Lahir

Bayi kuning dalam istilah kedokteran disebut dengan ikterus neonatorum, yaitu bayi baru lahir yang tampak kuning namun belum dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Istilah lain dari kuning adalah hiperbilirubinemia, yaitu bila kadar bilirubin darah di atas range normal. Umumnya, kuning di kulit baru tampak setelah kadar bilirubin di atas 5 mg/dl.

Sebenarnya, tak sedikit bayi yang mengalami masalah ini.  30-50% bayi cukup bulan akan tampak kuning pada usia 2-3 hari. Biasanya kuningnya itu disebut kuning fisiologis alias bukan karena kelainan atau penyakit melainkan fungsi organnya, yaitu hati (dalam hal ini belum matang). Yang seperti ini, biasanya tidak berbahaya karena akan cepat teratasi dengan berjalannya waktu.

Bayi kuning disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah. Normalnya, secara berkala sel darah merahnya akan dipecah. Hasil dari proses pemecahan sel darah merah tersebut disebut bilirubin indirek. Semasa janin, bilirubin indirek ini akan dibuang oleh plasenta dan masuk ke hati ibu untuk selanjutnya dip roses di hati menjadi bilirubin direk dan dibuang di tinja. Bilirubin indirek memang harus dibuang karena dalam kadar tinggi dapat bersifat sebagi racun.

Segera setelah lahir, bayi harus mengolah sendiri bilirubin indirek di hatinya. Tapi karena fungsi hatinya belum sempurna, proses penghancuran dan pembuangan bilirubin jadi lambat, hingga bilirubin indireknya tetap tinggi.  Fungsi tersebut baru bisa berlangsung normal bila organ hatinya sudah matang, yakni sekitar 3-4 hari setelah lahir. Saat itu hati sudah mampu mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk, sekaligus membuangnya.

Isyarat Kuning Berbahaya

Pada satu kondisi, kuning pada bayi merupakan kejadian normal (kuning fisiologis), namun pada kondisi lain bisa berbahaya. Kuning yang dimaksud bersifat patologis. Jika kuning ini diabaikan bisa membahayakan bayi.  Pada kuning, sel darah merah pecah menghasilkan bilirubin indirek yang bisa menembus sawar otak (brain-blood barrier) pada bayi baru lahir yang belum sempurna. Bila bilirubin indirek masuk ke dalam otak, bilirubin indirek akan merusak otak dan mempengaruhi perkembangan bayi selanjutnya. Bahkan, juga bisa menyebabkan kematian pada bayi. Penyakit kuning pada anak biasanya ditandai dengan :

 

  • Kuning di kulit dan mata
  • Bayi malas minum
  • Bayi rewel dan dengan berjalannya waktu menjadi lemas, demam, kejang dan gejala lainnya sesuai penyakit dasar.

 

 

Kuning patologis adalah diakibatkan oleh berbagai macam peyebabnya, misalnya :

 

  • ABO inkompabilitas
  • Rhesus inkompabilitas (darah pecah karena ada proses antigen-antibodi antara darah ibu dan bayi) yang biasanya muncul dalam 24 jam pertama kehidupan. Dengan faktor risiko ibu bergolongan darah O serta ibu yang mempunyai rhesus negative.
  • Infeksi
  • Breast milk jaundice
  • Defisiensi G 6PD (enzim yang mencegah sela darah merah pecah karena proses oksidasi)
  • Trauma lahir
  • Bentuk sel darah merah yang abnormal seperti spherositosis, atresia bilier, kelainan hati, kelainan metabolik dan lain-lain.

 

Patokan kuning berbahaya

Mengetahui jenis kuning pada anak, harus dengan konsultasi dokter. Namun, untuk mempermudah, berikut diberikan beberapa tanda umumnya :

 

  • Kuning muncul dalam 24 jam pertama kehidupan.
  • Kuning menetap setelah 2 minggu
  • Bayi tampak sakit (tidak mau minum, lemas, demam dan lain-lain)
  • Riwayat sakit penyakit hati di keluarga atau kakak beriwayat kuning dan mendapat terapi (sinar atau transfusi tukar)

 

Ragam Terapi Kuning

Terdapat dua jenis terapi pada penanganan kasus kuning, yaitu :

 

  • Terapi Sinar (Fototerapi)

 

Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau minimal sampai kadar bilirubin dalam darah

 

  • Terapi Transfusi tukar

 

 

Terapi transfuse tukar dilakukan dengan mengganti darah bayi dengan darah segar yang tidak mengandung antigen dan antibodi. Terapi jenis ini dilakukan bila bilirubin sudah sangat tinggi sesuai umur dan usia gestasinya. Umumnya, terapi ini dilakukan pada kadar bilirubin di atas 20 -25 mg/dl. 


  • avatar-2

    Muhammad Rifqi Saifudin - Minggu, 16 November 2014

    Apakah terapi di atas punya resiko jangka panjang buat si bayi kelak?

  • avatar-2

    Muhammad - Minggu, 16 November 2014

    Apakah ada resiko jangka panjang bagi terapi di atas>

  • avatar-2

    Muyasaroh - Sabtu, 22 November 2014

    kayaknya perlu terapi sejak dini, supaya penyakit kuning itu tidak berkelanjutan

  • avatar-2

    Posma Butarbutar - Sabtu, 06 Desember 2014

    ada ya bayi kuning ? baru tau aku bah.

  • avatar-2

    fufud - Selasa, 09 Desember 2014

    selain terapi apakah ada cara lain dok?

  • avatar-2

    dara - Senin, 02 Maret 2015

    pernah sih keponakan saya mengalami bayi kuning ini..untungnya orang tuanya tidak mudah panik dan segera berkonsultasi ke dokter

  • avatar-2

    Hendri - Minggu, 15 Maret 2015

    wah susah juga yah ketika bayi terkena kuning

  • avatar-2

    Elgi - Rabu, 01 April 2015

    Apakah terapi di atas punya resiko jangka panjang buat si bayi kelak

Berikan Komentar

}