Beranda / Artikel / Akibat Terlalu Lama Ereksi
Akibat Terlalu Lama Ereksi

Akibat Terlalu Lama Ereksi

Gaya Hidup Sehat
Kamis, 08 Januari 2015

Gagal dalam melakukan hubungan intim, atau dikenal dengan disfungsi ereksi, bagi kaum laki-laki merupakan momok yang sangat menakutkan. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi penyakit ini, dengan harapan ereksi dapat bertahan lama, atau bahkan selama mungkin.

Ternyata ereksi terlalu lama juga dapat menimbulkan masalah. Kelainan ini dikenal dengan priapism. Istilah priapism diambil dari bahasa yunani, priapus berarti kondisi penis yang tidak dapat kembali ke posisi semula lebih dari empat jam, meskipun sudah tidak ada lagi rangsangan seksual baik secara psikis ataupun fisik. Kelainan ini merupakan kondisi darurat dan memerlukan penanganan segera. Jika dibiarkan, aliran darah terhambat akibatnya dapat terjadi kerusakan pada penis. Kelainan priapism ini ada yang menimbulkan rasa nyeri dan ada juga tanpa rasa nyeri. Biasanya kelainan ini terjadi pada pria kisaran usia 20-50 tahun. Penis mengalami ereksi tanpa dikehendaki, kadang terasa nyeri dan sangat mengganggu penderita.

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab kelainan ini, diduga melibatkan sistem persarafan dan sistem pembuluh darah. Pada beberapa kasus diketahui kelainan ini berhubungan dengan masalah darah, terutama penyakit sickle cell anemia, atau penyakit lain seperti polisitemia, leukemia, atau thalassemia. Gangguan pada persarafan misalnya kelainan pada saraf tulang belakang (medulla spinalis) atau cedera pada daerah tersebut juga bisa menyebabkannya. Penelitian terbaru menyebutkan bahwa penyakit ini ditandai dengan kenaikan senyawa yang dikenal dengan adenosin yang mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mengakibatkan aliran darah ke organ genital meningkat.

Priapism juga dapat disebabkan oleh reaksi pengobatan, misalnya obat yang disuntikkan untuk mengatasi disfungsi ereksi (jenis papaverin, alprostadil). Obat lain misalnya pencegah darah tinggi dan obat penenang, obat anti depresi, obat-obatan hormonal, dan obat anti penggumpalan darah. Penggunaan obat disfungsi ereksi lain, golongan sidenafil sitrat, tadalafil, atau vardenafil jarang mengakibatkan masalah ini. Faktor lain yang diduga berhubungan dengan masalah ini adalah akalasia, atau suatu penyakit gangguan pada pergerakan esophagus (salah satu organ saluran cerna).

Pengobatan

Untuk mengatasi masalah ini, pertama kali diterapi dengan memberikan suntikan ke dalam batang penis dengan phenylephrine selanjutnya dilakukan evaluasi. Tindakan ini harus dilakukan oleh ahli urologi dan di bawah pengawasan tekanan darah yang ketat. Obat ini dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat, penurunan frekuensi jantung (bradikardia) atau peningkatan frekuensi jantung (takikardia), bahkan dapat mengakibatkan gangguan irama jantung (aritmia).

Bila gagal, artinya masih tegang, dilakukan pengambilan darah (aspirasi) dengan menggunakan bius lokal. Jika tindakan ini belum juga berhasil, dibuat semacam saluran (shunting) untuk mengeluarkan darah tersebut yang dikenal dengan prosedur winter.

Semakin cepat penanganan priapism, hasilnya semakin baik. Penderita yang mengalami prispism kurang dari 24 jam mempunyai kemungkinan kembalinya fungsi ereksi sebesar 92%. Sangat berbeda bila pasien yang mengalami priapism lebih dari 7 hari, kemungkinan dapat ereksi kembali hanya 22%.

Komplikasi

Akibat ereksi terus menerus, sudah tentu terjadi gangguan pada penis. Masalah serius adalah gangguan aliran darah, sehingga sel mengalami kekurangan nutrisi dan oksigen, akibatnya terjadi iskemia (berkurangnya supply darah ke jaringan tubuh). Terjadi juga kerusakan pada pembuluh darah di penis, hingga pada akhirnya malah menimbulkan disfungsi ereksi. Pada kasus yang parah, kematian jaringan mengakibatkan gangren (busuk), sehingga seluruh bagian penis harus dibuang, karena dapat mengakibatkan infeksi dan kematian jika kumannya menyebar ke seluruh tubuh.

Pencegahan

Setelah diberikan pengobatan, pada beberapa penderita ada yang akan berulang kembali. Untuk itu dokter memberikan obat agar tidak berulang. Sebaiknya menghindari penggunaan obat-obatan penenang tanpa berkonsultasi dengan dokter, dan jangan pernah menggunakan narkoba.

Selain itu jika memang disebabkan oleh penyakit seperti sickle cell anemia, atau leukemia, berkonsultasilah dengan dokter agar penyakit tersebut tidak sampai menyebabkan priapism. Jika disebabkan obat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengganti jenis obat atau jika memungkinkan mengubah dosis obat.

 

Apabila ingin mengetahui lebih lanjut terkait artikel ini, silakan konsultasikan dengan dokter online kami via livechat. Dapatkan update artikel kesehatan dari UDoctor dengan mendaftar sebagai member.
ARTIKEL TERKAIT
Gaya Hidup Sehat

Manfaat Mengonsumsi Air Putih

Sembilan puluh persen tubuh manusia terdiri dari air. Air minum adalah...

Gaya Hidup Sehat

MENU SAHUR & BERBUKA PUASA

MENU SAHUR :- Jus Melon Kombinasi - Nasi Merah/ Nasi Putih- Sayur Beni...

Gaya Hidup Sehat

Main Tenis Memperkuat Tulang Lengan

Secara umum, olahraga dapat meningkAnchoratkan stamina, memperkuat fis...

Gaya Hidup Sehat

Gagal Langsing Karena Produk Diet

Cepat saji, enak, serba tertakar dan berkhasiat cepat adalah janji-jan...

BERIKAN KOMENTAR ANDA

  • avatar-2

    Zaki Dinul - Kamis, 08 Januari 2015

    terimakasih untuk informasinya, nice article. oh iya dok, saya pernah nonton film, di film tersebut ada tokoh yang sering ereksi dan ini sepertinya bukan karena sengaja atau rangsangan. kalau dr artikel ini kan cuma disebutkan ereksi yang terlalu lama. tp tidak disebutkan frekuensinya. Nah yg ingin saya tanyakan apa itu termasuk gangguan juga? Terimakasih

  • avatar-2

    - Kamis, 15 Januari 2015

    Baru tahu ada penyakit "aneh" ini, tks infonya dok

  • avatar-2

    Ery - Senin, 02 Februari 2015

    semoga para lelaki dijauhkan dari kelainan

  • avatar-2

    Hendri Henry - Minggu, 15 Maret 2015

    serem yah kalo ereksi terlalu lama

Bergabunglah Dengan Kami

Dapatkan informasi kesehatan dan tips hidup sehat terkini